WELCOME TO MY WORLD



Kamis, 16 Februari 2012

Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan




A.     Penelitian Dasar
Secara umum penelitian dasar adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingin tahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia masyarakat. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk masalah tersebut. Tugas penelitian terapan lah yang akan menjawab masalah-masalah praktis tersebut.

B.      Penelitian terapan
      Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara kelompok. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak menjadi kadaluwarsa.

C.      Penelitian deskriptif
      Klasifikasi yang pertama sering ditemui dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian praeksperimen. Karena dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptrif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian.

D.     Penelitian eksperimen
      Penelitian ekperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang ada. Karena dalam penelitian eksperimen para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga persyaratan tersebut, yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan dan grup control yang tidak memperoleh perlakuan. Penelitian eksperimen karene peneliti sudah melakukan kegiatan mengontrol meke hasil penelitian dapat menentukan hubungan kausal atau sebab dan akibat. Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan, peneliti menguji hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen, yaitu kondisi yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi diantara variabel yang diteliti. Bidang kedokteran, pertanian, psikologi dan bidang teknik adalah diantara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak menggunakan penelitian eksperimen.

E.      Penelitian Tindakan Kelas
      Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau  Classroom Action Reserach  (CAR).  PTK  adalah  penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung PTK dilakukan dengan tujuan  untuk memperbaiki atau meningkatkan  kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Suharsimi menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”.  Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian;  kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah
Tindakan;  sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.  Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk  suatu rangkaian siklus kegiatan.
Kelas;  sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.
F.       Penelitian Kualitatif
              Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
      Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
G.     Penelitian Kuantitatif
              Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian danfenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
      Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.
H.     Penelitian evaluative
              Penelitian evaluative merupakan suatu desain atau prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan. Nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan di dasarkan atas hasil pengukuran atau pengumpulan data dengan menggunakan satandar atau criteria tertentu yang di gunakan secara absolute maupun relative. Praktik pendidikan dapat berupa program, kurikulum, pembelajaran,  kebikajakn, regulasi administratif, manajemen struktur organisasi, produk pendidikan atau sumber daya penunjangnya. Praktik pendidikan dapat berlangsung dalam lingkup kelas, sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi ataupun nasional, menyangkut suatu komponen atau aspek pendidikan, beberapa atau banyak komponen atau seluruh komponen atau aspek pendidikan. Secara umum penelitian evaluatif di perlukan untuk merancang, menyempurnakan, dam menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan
I.        Penelitian deskriptif
              Klasifikasi yang pertama sering ditemui dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian praeksperimen. Karena dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptrif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian.

Sumber:
http://bk-uinsuska.blogspot.com/2011/02/jenis-jenis-penelitian-pendidikan.html

Minggu, 12 Februari 2012

sejarah Penemuan DNA

Sejarah DNA
1865, Gregor Mendel menduga bahwa suatu bagian dari sel bertanggungjawab atas sifat yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
1868, Friedrich Miescher menemukan senyawa kimia yang berasal dari inti sel .
1879, Albrecht Kossel menemukan asam nukleat
Dengan penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa asam nukleat tersusun atas nukleotida-nukleotida sehingga merupakan polinukleotida. Satu nukleotida terdiri atas nukleosida dan fosfat (PO4-). Sedangkan nukleosida terdiri dari sebuah gula pentose dan sebuah basa nitrogen berupa purin atau purimidin. Jadi, nukleosida adalah nukleotida tanpa fosfat, sedangkan nukleotida adalah nukleosida dengan fosfat.
Asam deoksiribonukleat merupakan molekul kompleks yang dibentuk oleh 3 macam molekul, yaitu:
1.       Gula pentose (deoksiribosa)
2.       Fosfat (PO4-)
3.       Basa nitrogen , terdiri dari:
a.       Purin : guanine (G) dan adenine (A)

b.      Pirimidin : timin (T) dan sitosin (C)
Gambar Asam deoksinukleat

 
 Jadi, suatu molekul nukleotida yang terdiri dari ikatan  gula basa dan fosfat yang menyusun DNA dapat berbentuk:
1.    Adenine nukleotida = adenin deoksiribosa fosfat
2.    Guanine nukleotida = guanine deoksiribosa fosfat
3.    Sitosin nukleotida = sitosin deoksiribosa fosfat
4.    Timin nukleotida = timin deoksiribosa fosfat
1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan Mendel
1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie van Beneden menemukan bahwa suatu jasad memiliki jumlah kromosom tertentu
1902, Walter Stanborough Sutton menyatakan bahwa kromosom berpasangan
1910, Thomas Hunt Morgan menemukan bahwa bahan pembawa sifat adalah gen yang berada di dalam kromosom
1926, Hermann Muller menemukan bahwa sinar X dapat menginduksi mutasi
1928, Fred Griffith menemukan perubahan bentuk dinding sel Streptococcus pneumoniae
Penemuan transformasi sel: Penelitian  Griffith (1928)
 
 Perubahan bentuk dinding sel Streptococcus pneumonia
Penelitian Fred Griffith
Dua galur:                                           
                Smooth (S) – Virulent (gel coat)
                Rough (R)   – Kurang Virulen
Tikus disuntik dengan galur R and galur S yang dimatikan melalui pemanasan
Tikus mati dan ditemukan hanya mengandung bakteri galur S
1935, Andrei Nikolaevitch Belozersky berhasil mengisolasi DNA murni    
1940, Erwin Chargaff menemukan bahwa organisme berbeda memiliki nisbah 4 basa penyusun DNA yang berbeda

Organisme
A
G
C
T
Escherichia coli
24,7
26,0
25,7
23,6
Khamir
31,3
18,7
17,1
32,9
Gandum
27,3
22,7
22,8
27,1
Salmon
29,7
20,8
20,4
29,1
Ayam
28,8
20,5
21,5
29,3

Hasil Penelitian Chargaff:
1.       DNA yang diisolasi dari berbagai jaringan organisme yang sama memiliki komposisi basa yang sama
2.       Komposisi basa DNA beragam pada organisme yang berbeda
3.       Komposisi basa DNA suatu spesies tidak berubah oleh umur, nutrisi, dan lingkungan
4.       Jumlah residu adenin selalu setara dengan jumlah residu timin, sedangkan jumlah residu guaninn selalu setara dengan jumlah residu sitosin
1941, George Beadle dan Edward Tatum menemukan hubungan mutasi dengan kerusakan proses biokimia sel
1944, Oswald Theodore Avery, Colin MacLeod dan Maclyn McCarty yang melanjutkan pekerjaan Griffith menemukan bahwa DNA adalah bahan yang menyebabkan perubahan bentuk dinding sel Streptococcus pneumoniae
Penelitian Avery, MacLeod, dan McCarty
1952, Alfred Hershey dan Martha Chase melalui penelitian menggunakan P dan S radioisotop membuktikan DNA sebagai bahan pembawa informasi genetika
1953, James Watson and Francis Crick menyatakan bahwa DNA adalah benang ganda anti paralel, berbentuk heliks yang saling berkomplemen .
Penelitian Alfred Hershey dan Martha Chase :
Penelitian Watson dan Crick
-      Dengan dukungan data difraksi sinar-X dari Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins
-      Dengan dukungan data analisis kimia basa nitrogen dari Erwin Chargaff
-      Memformulasikan struktur DNA
-      Mengelompokkan basa DNA menjadi purin dan pirimidin
-         Memformulasikan model replikasi DNA
Struktur kimia gen (DNA) menurut Watson-Crick yang berupa tangga berpilin tersusun atas:
1.       Gula dan fosfat sebagai induk/ibu tangga
2.       Basa nitrogen, dengan pasangan tetapnya sebagai anak tangga:
G dengan C dihubungkan oleh ikatan lemah 3 atom H (hydrogen)
T dengan A dihubungkan oleh ikatan lemah 2 atom H (hydrogen)


DAFTAR PUSTAKA:
Anonym. 2011. Nukleosida. (online) ( http://id.wikipedia.org/wiki/Nukleosida , diakses tanggal 12
        februari 2012 pukul 20.00)

Daniel, den. 2011. Peta Genom Sang Penemu DNA. (online)
        diakses tanggal 12 februari pukul 20.20)

Malik ,idham. 2009. Lika-Liku Penemuan DNA. (online)
        februari 2012 pukul 22.00)

Mohsi, yulianto. 50 Tahun Penemuan Struktur DNA . (online)

        tanggal 11 februari 2012 pukul 21.45)

Pratiwi, D.A dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.