1.
Perbedaan
Fotosistem I dan Fotosistem II:
Fotosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fotosistem I dan fotosistem II.
1.
Fotosistem
I
- Penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga P700.
- Fotosistem I mereduksi NADP+ menjadi NADPH dengan menerima electron dari penguraian H2O dari Fotosistem II
- Berdasarkan aliran elektron, fotosistem I bersifat siklis.
- Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena.
- Ketika terjadinya proses fotosistem atau penyerapan energi cahaya, klorofil yang dapat diserap adalah klorofil a (P700), yaitu klorofil yang mampu menyerap terutama cahaya merah dan biru-ungu.
2. Fotosistem
II
- penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680.
- P680 yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700.
- Berdasarkan aliran elektron, fotosistem II bersifat nonsiklis.
- Dengan potensial redoks yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari molekul-molekul air.
- Terdapat ATP sintase yang bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.
2.
Perbedaan
reaksi gelap dan reaksi terang dalam fotosintesis:
Reaksi Terang :
Tahap pertama dari system
fotosintesis adalah reaksi terang. Reaksi ini memerlukan
molekul air .
Reaksi ini sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Proses diawali
dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Sinar matahari yang berupa foton yang terbaik adalah sinar
merah dan ungu Pigmen klorofil
menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna ungu (400-450 nanometer) dan
merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid berupa pigmen yang terdiri dari sistem cahaya yang disebut fotosistem.
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid berupa pigmen yang terdiri dari sistem cahaya yang disebut fotosistem.
Dua jenis
pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu
fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem
I dan II sebagai sistem pembawa electron Fotosistem terdapat perangkat komplek
protein pembentuk ATP berupa enzim ATP sintase. Fotosistem II
terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis
dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II(P.680). Fotosistem II
melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron.
Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP
, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini
menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus
segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh
elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi
klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air,
bukan dari karbon dioksida Pada saat yang sama dengan ionisasi
fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang
ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP
menjadi NADPH.
Jadi P 700 (
Photosistem I ) menghasilkan NADPH2 , sedang Phoyosistem II (P 680)
menghasilkan Oksigen dan ATP .
Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan
oksigen dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP dan
NADPH2. ATP dan NADPH2 inilah yang nanti akan digunakan sebagaienergi dalam
reaksi gelap. Reaksi terang terjadi di tilakoid,
yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan membran dalam kloroplas. Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka
disebut grana.
Reaksi Gelap
:
Reaksi gelap merupakan reaksi
lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan
cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP
dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal
dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6),
yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap
disebut juga reaksi Calvin-Benson.
Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon
lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa
fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa
difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap.
Secara umum, reaksi gelap dapat
dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi. Pada
fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2
dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil. 6 molekul
beratom C6 yang tidak stabil itu kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3
yang dikenal dengan 3-asam
fosfogliserat (APG/PGA). Selanjutnya,
3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat (PGA 1.3 biphosphat).
Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke
dalam fase reduksi, dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH,
yang kemudian berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom
3C.
Selanjutnya terjadi sintesa , 2
molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1
molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6).
10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase
regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat.(RDP/RuBP). Pada fase
ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat
tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP), RDP/RuBP kemudian kembali akan mengikat CO2
lagi , begitu setrusnya.
Tabel
Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar:
Reaksi Terang
|
Reaksi Gelap
|
|
Tempat
|
membran tilakoid kloroplas
|
stroma kloroplas
|
Kebutuhan Cahaya
|
membutuhkan cahaya
|
tidak membutuhan cahaya
|
Sistem
|
fotosistem 1 dan fotosistem 2
|
siklus Calvin
|
Proses
|
eksitasi elektron, fotolisis, fosforilasi siklik dan non
siklik.
|
fiksasi CO2, reduksi,dan Regenerasi senyawa RuBP (menyerap
CO2 dari lingkungan dengan enzim Rubisco)
|
In
put
|
H20
dan klorofil
|
ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2,
yang berasal dari udara bebas
|
Out Put
|
1. ATP dan NADPH2 yang dibutuhkan
untuk reaksi gelap
2. Oksigen dihasilkan sebagai zat
sampingan (dilepaskan ke lingkungan)
|
senyawa karbohidrat (amilum atau glukosa)
|
3.
Siklus
Calvin:
Siklus Calvin terdiri atas dua tahap
reaksi, yaitu reaksi terang akan menghasilkan produk akhir berupa ATP dan
NADPH2 dan reaksi gelap akan menghasilkan gula (karbohidrat), kedua reaksi
tersebut terjadi dalam kloroplas yang terdapat di dalam daging daun
(mesofil). Tahapan reaksi siklus Calvin adalah karboksilasi, reduksi dan
regenerasi sebagai berikut.
Gambar Siklus Calvin
1)
Karboksilasi (Fiksasi) CO2
CO2 diikat (fiksasi) oleh senyawa
rebulosa bifosfat (RuBP) yang memiliki atom C sebanyak 5 (C-5), karena hanya
mengikat satu atom C (C-1) maka terbentuk senyawa RuBP dengan atom C sebanyak 6
(C-6) dalam keadaan yang tidak stabil dan pecah menjadi 2 senyawa gliseraldehid
3-fosfat (G3P).
2)
Reduksi
Selanjutnya 2 senyawa gliseraldehid
3-fosfat (G3P) bereaksi dengan ATP, membentuk asam fosfogliseraldehid yang
masih berikatan dengan H2
berasal dari NADPH2. Siklus reaksinya harus berjalan 3 kali,
baru terbentuk hasil akhir yaitu 6 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
3)
Regenerasi
Regenerasi atau pembentukan kembali
senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) digunakan untuk mengikat CO2. Pembentukan
kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) dan pecah menjadi 2 senyawa (G3P)
bereaksi dengan ATP membentuk asam fosfogliseraldehid dan NADPH2. Siklus
reaksinya berjalan 3 kali, dan kembali regenerasi lagi. Jadi untuk membentuk 1
molekul glukosa maka dibutuhkan sebanyak 6 kali siklus (siklus Calvin)
dengan menangkap sebanyak 6 molekul 6CO2, reaksinya sebagai berikut.
6CO2 + 6H2O ———> C6H12O6
+ 6O2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar