WELCOME TO MY WORLD



Senin, 19 Desember 2011

Unsur – Unsur Golongan III B - kimia anorganik 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hadeli dan teman-teman mahasiswa pendidikan Kimia angkatan 09, yang tiada henti memberikan dukungan dan motivasinya, serta pihak lain yang terkait demi terselesaikanya makalah ini.
Layaknya kata pepatah, Tak ada gading yang tak retak. Demikian jugalah ungkapan yang tepat untuk makalah ini. Apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan baik dalam bentuk penulisanya maupun ejaan dan bahasanya, maka penulis mohon maaf yang setulusnya. Dan tentu saja kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian amat kami harapkan. Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya.
Demikianlah sepatah kata yang penulis sampaikan. Atas perhatian pembaca sekalian, penulis mengucapkan terima kasih.

Inderalaya,  6 September 2011


Penulis











BAB I
PENDAHULUAN
 
1.     Latar Belakang
Sangat banyak unsur-unsur yang dapat ditemui di alam ini. Sampai saat ini saja sudah 112 unsur telah ditemukan oleh para ahli. Unsur-unsur tersebut memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda yang menyebabkan sulit untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam mempelajari unsur-unsur tersebut, para ahli telah berupaya untuk mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan kemiripan sifat dan karakteristik unsure-unsur tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah yang berjudul “Unsur Golongan IIIB”. Dalam makalah ini terdapat materi mengenai sejarah unsur golongan IIIB dan reaksi mengenai unsur golongan IIIB.

II. Tujuan 
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kimia Anorganik II tantang unsure golongan IIIB.












BAB II
ISI
Unsur – Unsur Golongan III B

Perbandingan Sifat Unsur-Unsur Golongan IIIB

a. Ukuran Atom
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar, jumlah kulit elektron semakin banyak. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin pendek, karena ukuran inti semakin ke kanan semakin besar, daya tarik inti dengan elektron semakin kuat.
                           
b. Densitas
Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini dikarenakan massa atom relative yang semakin besar pula tetapi menempati volume yang hampir sama.

c. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom netral atau dalam keadaan gas.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB semakin menurun, karena dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar sehingga daya tarik inti dengan elektron terluar semakin lemah, maka energi ionisasinya semakin kecil.

d. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom unsur lain.Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas unsur golongan IIIB semakin kecil, karena jari-jarinya semakin besar, volumenya semakin besar dan daya tarik inti dan elektron semakin lemah.

  1. Skandium (Sc)

Tingkat Energi: 4
Energi Tingkat Pertama: 2
Energi Tingkat II: 8
Ketiga Energi Level: 9
Keempat Energi Level: 2


1.1.Sejarah

           (Latin: scandia, Scandinavia). Mendeleev telah memprediksi keberadaan unsur ekaboron berdasarkan prinsip sistim periodik yang ditemukannya. Unsur ini diperkirakan memiliki berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium). Elemen skandium ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-mineral euxenite dan gadolinite, yang belum pernah ditemukan dimanapun kecuali di Skandinavia. Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil sampingan mineral-mineral langka lainnya, Nilson berhasil memproduksi 2 gram skandium oksida murni. Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan bahwa skandium yang ditemukan Nilson sama dengan ekaboronnya Mendeleev.




1.2.Penemuan
Skandium adalah unsur golongan IIIB yang berada pada periode 4. Skandium merupakan bagian dari unsur transisi. Skandium ditemukan oleh Lars Nilson pada tahun 1879 di Swedia. Skandium ditemukan dalam mineral euxenite, thortveitile, thortvetile dan gadoline di Skandinavia dan Madagaskar. Lars Fredik Nilson dan timnya tidak sadar tentang prediksinya pada sumber pada tahun 1879, yang menyelidiki logam yang terdapat sedikit di bumi. Dengan analisis spektra mereka menemukan unsur baru dalam mineral bumi. Mereka menamakan scandium dari bahasa Latin Scandia yang berarti Scandinavia dan dalam proses isolasi, mereka memproses 10 kg euxenite, menghasilkan sekitar 2 g scandium oksida murni (Sc2O3). Elemen ini diberi nama Skandium karena untuk menghormati Negara Skandinavia tempat ditemukannya unsure ini. Dmitri Mendeleev menggunakan periodik unsur tahun 1869 untuk memprediksikan keadaan dan sifat dari tiga unsur yang disebut ekaboron.Fischer, Brunger, dan Grinelaus mengolah scandium untuk pertama kalinya pada tahun 1937, dengan elektrolisis potassium, litium, dan scandium klorida pada suhu 700-800ºC.

1.3.Sifat-sifat
Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen ini lunak dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka lainnya ketimbang aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1 HNO3 dan 48% HF.

Ø  . Sifat Fisika
1. Densitas                  : 3 g/cm3
2. Titik leleh                : 1812,2 K
3. Titik didih               : 3021 K
4. Bentuk (25°C)         : padat
5. Warna                      : putih perak

Ø  Sifat Atomik
1. Nomor atom                        : 21
2. Nomor massa                      : 44,956
3. Konfigurasi electron           : [Ar] 3d1 4s2
4. Volume atom                      : 15 cm3/mol
5. Afinitas elektron                 : 18,1 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan        : 1,36
7. Energi ionisasi : - pertama   : 631 kJ/mol, kedua     : 1235 kJ/mol, ketiga   : 2389 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama     : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya   : +1, +2
10. Bentuk Kristal                   : Hexagonal Unit Cell
Pada keadaan padat scandium mempunyai struktur kristal hexagonal.

Ø  Sifat Kimia dan Reaksi Kimianya
Sifat kimia dari Skandium:
§  Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) --->  2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
§  Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk scandium (III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g)  --->  2Sc2O3(s)
§  Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Sc(s) + 3F2(g)   --->2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) 
---> 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l)
--->  2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s)  ---> 2ScI3(s)

§  Reaksi dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hidrogen
Sc(s) + 6HCl(aq) --->  2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

1.4.                  Senyawa Skandium

Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium adalah       
Skandium Clorida (ScCl3), Logam juga dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
                                    2Sc (s) + 3 Cl3 (g) → 2ScCl3 (s)
elektrolisa ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.

1.5 Kegunaan

Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium-   skandium yang dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga ( sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas yang tinggi.
Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton

1.6.Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa senyawa scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf.
Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.

2. YITRIUM   (Itrium)
      
Saat ini  yttrium (nama dari sebuah desa Swedia, Ytterby) banyak dikenal dalam penggunaan nya sebagai superkonduktor oksida (bersama dengan barium dan tembaga). Ini adalah bahan superkonduktor pertama yang berfungsi pada suhu nitrogen cair. Unsur ini ditemukan pada 1789 oleh Gadolin terisolasi dan akhirnya pada tahun 1828 oleh Wöhler. Lebih dari 15 ton oksida sekarang diproduksi setiap tahun. Selain penggunaannya dalam penelitian superkonduktivitas, juga digunakan dalam fosfor (merah) untuk tabung televisi berwarna.
Itrium merupakan logam berwarna keperakan. Kebanyakan yttrium komersial dihasilkan dari pasir monasit yang juga merupakan sumber bagi sebagian besar unsur-unsur tanah.
             Itrium memiliki kilau metalik-keperakan. Itrium menyala di udara. Itrium banyak ditemukan dalam mineral bumi. Batuan Bulan mengandung yttrium dan itrium digunakan sebagai fosfor untuk menghasilkan warna merah di layar televisi.




Tabel: Informasi dasar tentang dan klasifikasi yttrium.



Sampel ini adalah dari
Koleksi Unsur , yang menarik dan dikemas dengan aman
koleksi dari 92 elemen alami yang tersedia untuk dijual.

2.1 Penemuan
          Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium termasuk dalam logam transisi. Yttrium ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama Johan Gadolin tahun 1794 dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828 berupa ekstrak tidak murni yttria dari reduksi yttrium klorida anhidrat (YCl3) dengan potassium.

Johan Gadolin Friedrich Wohler
          Yttria (YCl3) adalah oksida dari yttrium dan ditemukan oleh Johan Gadolin tahun 1794 dalam mineral gadolinite dari Yttreby, Swedia. Tahun 1843 seorang ahli kimia Swedia Carl Mosander dapat menunjukkan bahwa yttria dapat terbagi menjadi oksida-oksida dalam tiga unsur yang berbeda disebut Yttria. Penambangan yang terletak di dekat desa Ytterby yang menghasilkan beberapa mineral antara lain erbium, terbium, ytterbium, dan yttrium memiliki nama yang sama dengan desa tersebut.

Carl Mosander
         Senyawa ini diberi nama Yttrium karena untuk menghormati kota Ytterby di Swedia. Senyawa ini ditemukan pada barang tambang yang jarang ditemukan di bumi (termasuk monazite, xenotime, Yttria). Senyawa ini tidak ditemukan dalam keadaan bebas di bumi.

2.2. Sifat Ytrium
    Sifat Fisika

1. Densitas : 4,5 g/cm3
2. Titik lebur : 1799 [atau 1526 ° C (2779 ° F)] K
3. Titik didih : 3609 [atau 3.336 ° C (6037 ° F)] K
4. Bentuk (25°C) : padat
5. Warna : perak
6. Suhu Superkonduksi  : 1.3 [atau -271,85 ° C (-457,33 ° F)] (di bawah tekanan) K

    Sifat Atomik
1.     Nomor atom : 39
2.     Nomor massa : 88,91
3.     Konfigurasi elektron : [Kr] 4d1 5s2
4.     Volume atom : 19,8 cm3/mol
5.     Afinitas elektron : 29,6 kJ/mol
6.     Keelektronegatifitasan (Elektronegativitas)
Definisi yang digunakan sebagian besar elektronegativitas adalah bahwa elektronegativitas sebuah unsur itu adalah kekuatan atom ketika dalam sebuah molekul untuk menarik kerapatan elektron pada dirinya sendiri. elektronegativitas bergantung pada sejumlah faktor dan memperinci sebagai atom lainnya dalam molekul. Skala elektronegativitas pertama dikembangkan oleh Linus Pauling dan skala yttrium memiliki nilai 1,22 pada skala berjalan dari dari sekitar 0,7 (perkiraan fransium) sampai 2,20 (untuk hidrogen) menjadi 3,98 (fluor). Elektronegativitas tidak memiliki satuan tapi "satuan Pauling" sering digunakan ketika menunjukkan nilai dipetakan ke skala Pauling. On the interactive plot below you may find the "Ball chart" and "Shaded table" styles most useful. Pada titik interaktif di bawah ini dapat dilihat bagan diagram dan tabel yang berguna.
Tabel  Berbagai jenis elektronegativitas untuk yttrium 
Elektronegativitas
Nilai dalam satuan Pauling
   1,22
   0.65
   1,11

Ada sejumlah cara untuk menghasilkan suatu himpunan bilangan yang mewakili elektronegativitas dan tiga diberikan dalam tabel di atas. Skala Pauling mungkin yang paling  
    terkenal dan cukup untuk berbagai tujuan.
7. Energi ionisasi : - pertama : 615,6 kJ/mol
                               - kedua : 1181 kJ/mol
                               - ketiga : 1979,9 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +2
10. Bentuk Struktur : Hexagonal Unit Cell
     Pada keadaan padat Yttrium mempunyai struktur kristal hexagonal.

Sifat Kimia
Sifat kimia dari Yttrium adalah:
o Reaksi dengan air
   Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri     dari ion Y (III) dan gas hidrogen
                  2Y(s) + 6H2O(aq) → 2Y3+ (aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
o Reaksi dengan oksigen
   Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Yttrium (III)oksida
                      4Y(s) + 3O2(g) → 2Y2O3(s)
o Reaksi dengan halogen
   Itrium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
                    2Y(s) + 3F2(g) → 2YF3(s)
                    2Y(s) + 3Cl2(g) → 2YCl3(s)
                    2Y(s) + 3Br2(g) → 2YBr3(s)
                    2Y(s) + 3I2(g) → 2YI3(s)
o Reaksi dengan asam
   Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y (III) dan gas hidrogen
                   2Y(s) + 6HCl(aq) → 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

2.3. Senyawa – Senyawa Itrium
           Logam itrium tersedia secara komersial sehingga tidak perlu untuk membuatnya di laboratorium. Itrium ditemukan dalam mineral lathanoid dan ekstraksi itrium dan logam lanthanoid dari bijih sangat kompleks. Logam ini merupakan  garam ekstrak dari bijih oleh ekstraksi dengan asam sulfat (H 2 SO 4), asam klorida (HCl), dan sodium hidroksida (NaOH). Teknik modern untuk pemurnian campuran garam lanthanoid tersebut  melibatkan teknik kompleksasi selektif, ekstraksi pelarut, dan kromatografi pertukaran ion.
           Itrium Murni tersedia melalui reduksi YF 3 dengan logam kalsium.
          2YF 3 + 3Ca → 2Y + 3CaF 2 2YF 3 + 2y + 3Ca → 3CaF 2
Yttria (oksida itrium, Y 2 O 3), ditemukan oleh Johann Gadolin pada 1794 dalam sebuah mineral disebut gadolinite dari Ytterby. Ytterby adalah situs dari sebuah tambang di Swedia yang berisi banyak mineral yang tidak biasa mengandung erbium, Terbium, dan Iterbium serta yttrium. Friedrich Wohler menyebutkan elemen murni yang diperoleh pada tahun 1828 oleh reduksi klorida anhidrat (YCl 3) dengan kalium.

Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
-          Yttrium Allumunium garnet Y­3All5O12
-          Yttrium(III)Oksida Y2O3
Bagian ini berisi daftar beberapa senyawa biner dengan halogen (dikenal sebagai halida), oksigen (dikenal sebagai oksida), hidrogen (dikenal sebagai hidrida), dan beberapa senyawa lainnya yttrium. Untuk setiap senyawa, sebuah bilangan oksidasi formal untuk yttrium diberikan, tetapi kegunaan nomor ini terbatas untuk-blok elemen p pada khususnya. Berdasarkan bilangan oksidasi, suatu konfigurasi elektron juga diberikan tetapi dicatat bahwa untuk komponen lain, ini dilihat sebagai pedoman saja. Istilah hidrida digunakan dalam pengertian generik untuk menunjukkan jenis senyawa M x H y dan tidak dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa setiap senyawa kimia yang tercantum berperilaku sebagai hidrida. Dalam senyawa dari itrium, biasanya bilangan oksidasi sebagian besar yttrium adalah: 3.

Hidrida

Istilah hidrida digunakan dalam pengertian generik untuk menunjukkan jenis senyawa M x H y dan tidak dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa setiap senyawa kimia yang tercantum berperilaku sebagai hidrida.


Fluorida , Klorida , Bromida, Iodida

 Itrium sangat reaktif terhadap halogen ; fluorin, F 2 ; klorin, Cl 2 ; bromin, Br 2 ; dan yodium, I 2, untuk membentuk yttrium trihalides (III) fluoride, YF 3 ; yttrium (III) klorida, YCl 3  ; yttrium (III) bromida, YBr 3 ; dan yttrium (III) iodida, YI 3.
2Y(s) + 3F 2 (g) → 2YF 3 (s) 
2Y(s) + 3Cl 2 (g) → 2YCl 3 (s)
2Y(s) + 3Br 2 (g) → 2YBr 3 (s)
2Y(s) + 3I 2 (g) → 2YI 3 (s)

Oksida

  • Logam Itrium perlahan-lahan bereaksi di udara dan reaksi nya dengan oksigen membentuk yttrium (III) oksida, Y 2 O 3. Atau Diyttrium trioksida : Y 2 O 3
           4Y + 3O 2 → 2Y 2 O 3

Sulfida

Kompleks

 

2.4. Penggunaan
- Yttrium Allumunium garnet Y­3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser selain itu untuk  perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
- Yttrium(III)Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 ( Eu + Y2O3) dimana phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV berwarna. Yttrium oksida juga digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-garnet yang dimanfaatkan pada microwave supaya efektif
- Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam alumunium  dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi membuat nya mempunyai efektifitas dalam bekerja.

2.5. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
       Bahaya Yttrium jika bereaksi dengan udara adalah jika terhirup oleh manusia dapat menyebabkan kanker dan jika terakumulasi dalam jumlah berlebih dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada liver. Pada binatang air terpaan Yttrium menyebabkan kerusakan pada membrane sel, yang berdampak pada system reproduksi dan fungsi pada system saraf. Yttrium tidak beracun tetapi beberapa dari senyawa scandium bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh.
        Yttrium dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan perabot rumah tangga. Yttrium secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.

3.LANTHANUM
3.1. Deskripsi Umum
            Lanthanum adalah unsur kimia dengan simbol La dan nomor atom 57. Lanthanum adalah unsur logam berwarna putih perak yang dimiliki oleh kelompok 3 dari tabel periodik dan merupakan lantanida . Lanthanum merupakan logam lunak, ulet, dan lembut yang mengoksidasi cepat ketika terkena udara. Hal ini dihasilkan dari mineral monasit dan bastnäsite menggunakan multistage proses ekstraksi kompleks. Senyawa lanthanum memiliki banyak aplikasi sebagai katalis, aditif dalam kaca, pencahayaan karbon untuk pencahayaan studio dan proyeksi, elemen pengapian dalam korek api dan obor, katoda elektron,scintillators,dan lain-lain. Lanthanum karbonat (La2(CO3)3) telah disetujui sebagai pengobatan terhadap gagal ginjal.

3.2. Sejarah Penemuan dan Asal Usulnya
Seorang ilmuwan kimia dari Swedia, Carl Gustav Mosander yang merupakan kimiawan hebat dengan julukan “father moses” pada tahun 1893 telah menemukan unsur baru dalam bentuk sampel impuritif cerium nitrat. Lanthanum ditemukan oleh ahli kimia dari Swedia ini ketika dia mengubah komposisi sampel cerium nitrat dengan memanaskan dan mereaksikan garamnya dengan mencairkan asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu mengisolasinya yang disebut lantana. Lanthanum diisolasi dalam bentuk murni tahun 1923.
Kemudian dia memberi nama dengan “Lanthana” yang berarti “tersembunyi”. mineral tersebut sekarang dikenal dengan sebagai Lanthanum oksida, La2O3 . logam murninya tidak/belum dapat diisolasi hingga mencapai tahun 1923.
Lanthanum adalah unsur pertama dalam satu seri unsur-unsur yang disebut dengan “Lanthanida”.yang sering disebut dengan gol “rare earth” atau mineral langka. Y dan La hampir selalu tergabung dengan golongan Lanthanida. La berwarna putih silver, lunak, dan cukup mudah diiris dengan pisau biasa. Seluruh logam dalam golongan IIIB mudah timbul bercak noda jika dalam udara, dan mudah terbakar seperti La2O3.
        Pemisahannya dioperasikan secara komersial meliputi pengendapan dari basa lemah larutan nitrat dengan penambahan magnesium oksida atau gas ammonia. Pemurnian lanthanium tetap pada kondisi larutan. Cara lain kristalisasi fraksional dibuat oleh Dimitry Mendeleev, dalam bentuk ganda ammonium nitrat tetrahidrat, yang digunakan untuk memisahkan lanthanum yang memiliki kelarutan kecil dari didymium yang memiliki kelarutan lebih besar di tahun 1870. Sistem tersebut digunakan secara komersial dalam proses pemurnian lanthanum sampai perkembangan metode ekstraksi pelarut yang dimulai tahun 1950. Seperti pada pemurnian lanthanum, ammonium nitrat direkristalisaikan dari air. Lanthanum relatif mudah dimurnikan, sejak hanya terdapat satu lantanida yang berdekatan yaitu cerium yang sangat mudah lepas sesuai dengan ikatan valensinya.

3.3. SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA
SIFAT FISIK
Lantanium merupakan logam putih keperak-perakan, mudah dibentuk, kuat tetapi cukup lunak untuk dipotong dengan pisau. Ia merupakan salah satu logam  yang sangat reaktif. Ia mengoksida dengan cepat jika diekspos ke udara. Lanthanum mempunyai densitas sebesar 6,17 g/cm3. , mempunyai titik leleh sebesar 1193,2 K serta titik didih sebesar 3693 K.

SIFAT KIMIA
- Reaksi dengan air
Lanthanum cukup elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air dingin tapi cukup cepat jika bereaksi dengan air panas membentuk lanthana hidroksida dan gas hidrogen
2La(s)+6H2O(g)à2La(OH)3(aq)+3H2(g)

- Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Lanthana (III) oksida.
4La(s) + 3O2(g) à 2La2O3(s)

- Reaksi dengan halogen
Logam lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk lanthana ( III) halida
2La(s) + 3F2(g)
à 2LaF(s)
2La(s) + 3Cl2(g) à 2LaCl(s)
 2La(s) + 3Br2(g) à2LaBr(s)
2La(s) + 3I2(g) à 2LaI(s)

3.4. KEGUNAAN
                     Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan yang spesifik. Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka mereka sangat sulit untuk dipisahkan. Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada bentuk murninya. sebagai contoh : “misch metal” adalah campuran dari beberapa “rare earth” dan biasa digunakan untuk “lighter flints’ dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar televisi (LaMgAl11O19 ) dan beberapa peralatan flouresen serupa.
                     La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra merah, kamera dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai material utama dalam elektroda karbon (carbon arc electrodes). Garam-garam La yang terdapat dalam katalis zeolit digunakan dalam proses pengkilangan minyak bumi. Salah satu kegunaan senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk penerangan dalam studio dan proyeksi.
                     Lanthanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut dengan “hydrogen sponge” atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut terdisosiasi menjadi atom H, yang mana akan mengisi sebagian ruangan (interstice) dalam atom-atom La. Ketika atom H kembali lepas ke udara maka mereka kembali bergabung membentuk ikatan H-H.



3.5. REAKSI KIMIA
- Lanthanum mudah terbakar pada 150° C untuk membentuk lanthanum (III) oksida
4 La + 3 O2 → 2 La2O3 + 4 La + 3O2 → 2LaO2
Namun, saat terkena udara lembab pada suhu kamar, oksida lanthanum membentuk oksida terhidrasi dengan meningkatkan volume besar.

- Lanthanum cukup elektropositif dan bereaksi lambat dengan air dingin dan cukup cepat dengan air panas untuk membentuk hidroksida lanthanum:
2La(s) + 6H2O(l) → 2La(OH)3(aq) + 3H2(g) + 2La(s) + 6H2O(l) → 2La(OH)3(aq) + 3H 2 (g)

- Lanthanum mudah larut dalam cairan asam sulfat untuk membentuk solusi yang berisi La (III) ion, yang ada sebagai [La (OH2)9] 3 + kompleks
2La(s) + 3H2SO4(aq) → 2La3+ (aq) + 3SO4 2-(aq) + 3H2(g) + 2La(s) + 3H 2SO 4(aq) →
2La 3 + (aq) + 3SO4 2-(aq) + 3H2 (g)

4. Aktinium

4.1. Deskripsi Umum
Aktinium (diucapkan / æktɪniəm / ak-TIN-nee-əm ) adalah radioaktif unsur kimia dengan lambang Ac dan nomor atom 89, yang ditemukan pada tahun 1899. Aktinium merupakan unsur dari kelompok Aktinida, sekelompok dari 15 elemen yang sama antara aktinium dan lawrencium dalam tabel periodik. Aktinium, dinamai aktinos dari bahasaYunani. Aktinium juga merupakan logam radioaktif langka yang terpancar dalam gelap. Isotop aktinium yang paling lama hidup (Ac-227) memiliki paruh 21,8 tahun. Unsur ini diperoleh sebagai kotoran dalam bijih-bijih uranium, sebuah bijih ditambang untuk konten uranium. Sepersepuluh dari satu gram aktinium dapat dipulihkan dari 1 ton bijih-bijih uranium.

4.2. Asal-Usul Penemuan
Aktinium ditemukan pada tahun 1899 oleh Andre-Louis Debierne seorang ahli kimia Prancis yang memisahkan aktinium dari campurannya. Aktinium dipisahkan dari bijih-bijih uranium, pada tahun 1899 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan titanium dan pada tahun 1900 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan torium. Kemudian Friedrich Oskar Giesel menemukan aktinium secara bebas tahun 1902 sebagai substansi yang mirip dengan lantanum dan menyebutnya "emanium" pada tahun 1904. Setelah perbandingan zat pada tahun 1904, nama Debierne dipertahankan karena itu senioritas. Sifat kimia actinium mirip dengan lanthanum. Kata actinium berasal dari Yunani, akti, aktinos, yang berarti sinar. Karena Ac adalah unsur radioaktif yang dapat bercahaya dalam ruangan gelap, yang disebabkan oleh intensitas keradioaktifannya yang berwarna biru. Aktinium ditemukan dalam jumlah sedukit dalam bijih uranium tetapi lebih banyak dibuat dalam satuan mg dengan cara penyinaran neutron terhadap 226 Ra dalam reactor nuklir. Logam actinium dibuat dengan cara reduksi actinium florida dengan uap lithium pada suhu 1100-1300ºC.

4.3. Sifat Kimia
Aktinium menunjukkan sifat kimia yang mirip dengan lantanum. Karena kesamaan ini pemisahan aktinium dari lantanum dan unsur tanah jarang lainnya, yang juga ada dalam bijih uranium menjadi sulit. Ekstraksi pelarut dan pertukaran ion kromatografi digunakan untuk pemisahan. Hanya sejumlah senyawa aktinium dikenal, misalnya ACF 3, AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O, dan AcPO3. Semua senyawa yang disebutkan adalah serupa dengan senyawa lantanum dan menunjukkan bahwa senyawa aktinium umumnya memiliki bilangan oksidasi +3.


4.4. Sifat Fisika
1. Densitas                  : 10 g / cm 3
2. Titik leleh                : 1323,2 K
3. Titik didih               : 2743 K
4. Bentuk (25°C)         : padat
5. Warna                      : putih perak
6. Kalor lebur              : 14 kJ mol -1
7. Panas penguapan     : 400 kJ mol -1
8. Kapasitas bahan      : (25 ° C) 27,2 J mol -1  K -1
4.5. Kegunaan
Sifat keradioaktifan dari aktinium 150 kali lebih besar dari radium, sehingga memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai sumber neutron. Sebaliknya, aktinium jarang digunakan dalam bidang Industri. Ac-225 digunakan dalam pengobatan, yaitu digunakan dalam suatu generator untuk memproduksi Bi-213. Ac-225 juga dapat digunakan sebagai agen untuk penyembuhan secara “radio-immunoterapi”.
4.6. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Aktinium-227 bersifat sangat radioaktif dan berpengaruh buruk pada kesehatan. Bahaya dari aktinium sama dengan bahaya dari plutonium. Bahaya terbesar dari raioaktif unuk kehidupan sebagaimana kita ketahui adalah bahaya bagi sistem reproduksi dan penurunan sifat. Bahkan dengan dosis rendah bersifat karsinogenik yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Pertumbuhan teknologi nuklir telah membawa sejumlah besar pengeluaran zat radioaktif ke atmosfir, tanah, dan lautan. Radiasi membahayakan dan terkonsentrasi dalam rantai makanan, sehingga membahayakan bagi manusia dan hewan.
4.7. Reaksi Kimia
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac(s) + 3O2(g) → 2Ac2O3(s)
Senyawa Aktinium
Misalnya ACF 3, AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O, dan AcPO3.

BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
 Sifat Unsur-Unsur Golongan IIIB
-          Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin pendek.
-          Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar
-          Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB semakin menurun.
-          Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas semakin kecil.
-          Unsur golongan IIIB terdiri dari : Skandium (Sc), yitrium  (Itrium), lanthanum, dan Aktinium.

II.  Saran
Dari pembuatan makalah kimia anorganik ini tentang unsure golongan IIIB, maka untuk pembuatan makalah selanjutnya diharapkan penulis dapat menyajikan penjabaran materi yang lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 29 Juni 2009. Golongan IIIB. (Online), (http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/golongan-iii-b.html, diakses tanggal 2 Oktober 2011).

http://ichanurfa.irvanriswanto.com/2010/12/15/golongan-iii-b/#more-12

1 komentar: