DAMPAK ASAP DARI KEBAKARAN YANG DIRENCANAKAN DI LINGKUNGAN YANG TERKENA ASAP
Catatan : Kebakaran yang direncanakan disini berarti kebakaran yang sengaja dibuat untuk alasan ekologi, dan juga sebagai salah satu teknik untuk memadamkan api atau yang disebut dengan teknik pemadaman bakar balas.
Kebakaran yang direncanakan selalu dilakukan tiap tahun di Australia untuk mengelola bahan bakar dan juga untuk alasan ekologi. Di beberapa daerah, selama periode intensif pembakaran, sejumlah kontaminan udara yang berbahaya menyebar dan dapat melebihi batas kualitas standar udara perkotaan. Dampak terhadap kesehatan masyarakat akan tergantung pada seberapa berbahaya polutan yang dikandung, tingkat kandungannya, dan juga seberapa besar potensi kandungan dari polutan tersebut menimbulkan dampak kesehatan di masyarakat.
Jurnal ini akan membahas hasil diskusi dari Australian and international literature mengenai dampak dari kandungan asap pembakaran semak “racun udara” bagi kesehatan masyarakat. Sebelumnya , kebanyakan penelitian dilakukan di kebakaran-kebakaran besar baik kebakaran yang tidak disengaja ataupun kebakaran yang terjadi karena pembukaan lahan, penelitian ini tidak meneliti tentang kesehatan masyarakat sekitar dan kandungan bahan beracun di udara yang disebabkan kebakaran yang direncanakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa polutan primer yang dihasilkan pada kebakaran hutan yang besar secara konsisten melebihi batas standar kualitas udara dan partikel sehingga akhirnya memberikan sorotan yang jelas bahwa harus dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesehatan masyarakat sekitar akibat dari kebakaran hutan.
Beberapa masalah yang akan dibahas meliputi :
· Pemantauan kandungan polutan berbahaya yang dilepaskan selama pembakaran yang direncanakan dan faktor-faktor utama yang menentukan pengaruh dari kandungan polutan tersebut.
· Mengukur dampak kesehatan dari kandungan berbahaya tersebut, terutama kaitannya dengan ukuran kualitas standar udara yang ada di permukiman atau dengan mengembangkan indeks kualitas udara kebakaran sebagai alat untuk manajemen risiko yang lebih baik
PENDAHULUAN
Kebakaran hutan, baik disengaja dan terencana, terjadi setiap tahun di berbagai belahan dunia. Kebakaran hutan ini dapat berkisar dari skala kecil sampai besar-besaran, dapat membakar selama berjam-jam atau berminggu-minggu, dan dapat melepaskan sejumlah besar kontaminan udara yang berbahaya ke dalam lingkungan masyarakat. Di Australia kebakaran yang di rencanakan ini dilakukan untuk mengurangi kebakaran hutan yang sering terjadi selama musim semi dan musim gugur.
Selama periode pembakaran intensif, asap kebakaran ini bisa menempuh jarak substansial
sekitar kota-kota pedesaan, sehingga asap tersebut menjadi kandungan tahunan rutin yang dihirup bagi masyarakat pemukiman. Dampak terhadap kesehatan masyarakat , akan tergantung pada kandungan polutan berbahaya apa , tingkat dari kandungan polutan ini, dan pengaruh kesehatan apa yang mungkin terjadi di populasi terkena.
Sementara banyak data mengenai kandungan polutan di kawasan perkotaan, saat ini ada kekurangan pengukuran kandungan polutan tersebut di daerah pedesaan. Masyarakat pedesaan ini hanya terkena asap polutan beracun sebagai hasil dari kebakaaran yang direncanakan, tetapi hanya sedikit data yang diketahui mengenai tingkat kandungan polutan udara yang ada dan potensi dampak yang merugikan kesehatan. Jurnal ini akan membahas hasil penelitian mengenai penilaian kandungan bahan beracun yang ada di udara, dan kriteria dampak kesehatan yang akan timbul pada masyarakat yang tinggal di daerah yang terkena asap.
Komunitas Eksposur Standar dan Pedoman untuk Polutan Udara Perkotaan
Sudah diketahui bahwa polusi udara yang ada di daerah perkotaan disebabkan oleh kegiatan perkotaan itu sendiri, terutama dari gas pembuangan kendaraan bermotor. Peraturan untuk mengendalikan tingkat polusi tersebut sudah ada di Australia dan negara-negara maju, hal ini juga ssering disebut dengan “kriteria pollutant” . Di Australia, ini dikenal sebagai National Environmental Protection Measures (NEPMs) , yang ditujukan untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan penduduk perkotaan, seperti diringkas dalam . Tabel 1 (Dewan Nasional Perlindungan Lingkungan 2003). Di Australia, ambien udara NEPMs saat (24 jam) adalah 50 μg/m3 for PM10 (Partikulat dengan diameter aerodinamis kurang dari 10 pM) dan 25 μg/m3 untuk PM2.5 (partikulat dengan diameter aerodinamis kurang dari 2,5 pM). Jurnal ini akan menunjukkan bahwa tidak jarang standar kualitas tersebut jauh melebihi batas di lingkungan masyarakat yang tinggal di daerah berasap dengan kebakaran hutan besar, meskipun tidak diketahui apakah partikulat dan asap kebakaran memiliki dampak kesehatan pada tingkat polusi seperti itu.
Kebakaran Hutan dan Efek Emisi pada Kesehatan Masyarakat
Selama kebakaran hutan, berbagai kontaminan udara dilepaskan, yang dapat menyebabkan efek yang merugikan pada kesehatan bila masyarakat menghirup dengan konsentrasi tinggi untuk waktu yang lama. Racun yang terdapat di udara tersebut dalam bentuk partikel dan gas, termasuk partikel terhirup, karbon monoksida (CO), karbon dioksida, nitrogen dan senyawa sulfur, aldehida, semi-volatile dan senyawa organik volatile (VOC dan SVOCs), polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), dioxin, asam organik, radikal bebas dan ozon (O 3 (Brauer 1999; Fujiwara et al. 1999; ) (Brauer 1999; Fujiwara et al 1999.; Malilay 1999; Ward 1999). Malilay 1999; Ward 1999).
Banyak studi telah meneliti hubungan antara asap kebakaran dengan berbagai hasil kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah berasap dan seperti catatan kematian, rawat inap rumah sakit, departemen kunjungan darurat untuk asma atau penyakit paru, eksaserbasi asma, perubahan fungsi paru-paru, peningkatan gejala cardiopulmonary (batuk, penyakit saluran pernapasan atas, serta iritasi selaput lendir. Studi ini berdasarkan pada catatan yang ada di rumah sakit (misalnya jumlah kunjungan gawat darurat dan rawat inap selama periode kebakaran). Selanjutnya sebagian besar penelitian difokuskan pada partikel, yang ada pada polutan utama yang secara konsisten melebihi standar kualitas udara. Ini adalah temuan yang signifikan, bahwa partikel polutan yang ada di daerah perkotaan (bukan dari kebakaran) telah lebih dulu mempengaruhi kesehatan masyarakat perkotaan. Ringkasannya berada di tabel 2.
Penelitian menunjukkan beberapa temuan yang konsisten:
· Kebakaran hutan menghasilkan jumlah partikulat yang besar yang melebihi batas standar data PM10 maksimum perhari dicatat sekitar 200–1000 μg/m3, dan pada hari lain PM10 keatas sekitar100–200 μg/m3
· Polutan lain yang mungkin meningkat (O3, NOx, SO2 and CO), tetapi biasanya masih dalam batas kualitas standar lingkungan. Peningkatan kadar CO dan PAH diamati di Indonesia selama tahun kebakaran 1997 (Kunii 1999; Aditama 2000; Kunii et al. 2002
· Dampak kesehatan buruk yang diamati untuk semua dampak asap, kecuali dalam dua studi di Sydney pinggiran kota (Cooper et al. 1994; Smith et al. 1996). et al). 1994; Smith et al 1996.. Dampak kesehatan yang paling berat untuk kebakaran Asia Tenggara yang melibatkan tingkat PM tertinggi dan periode paparan terpanjang.
· dampak kesehatan buruk ditemukan untuk: tingkat mortalitas dalam beberapa penelitian, rumah sakit dan gawat darurat dan peningkatan penerimaan pasien untuk asma atau penyakit paru, asma eksaserbasi, fungsi paru-paru;gejala (batuk, mengi, sesak napas, masalah jantung); penyakit saluran pernapasan atas; dan iritasi selaput lendir. Biasanya dampak kesehatan diamati terkait dengan tingkat PM yang tinggi.Dalam keterbatasan yang signifikan dari jenis api yang berbeda, waktu kebakaran dan pengukuran PM disajikan di atas, efek kesehatan yang signifikan telah diamati pada tingkat yang sangat melebihi NEPMs perharinya PM10 dan PM2.5 of 50 and 25 μg/m3, Tidak ada data yang tersedia untuk memastikan kecukupan standar untuk perlindungan masyarakat terkena asap kebakaran.
· Data tingkat partikel halus yang ada di daerah yang searah alur angin (Kunii et al 2002.; Radojevic 2003; Sapkota et al. 2005), menunjukkan bahwa pengendapan partikel asap menimbulkan kerugian kecil pada bangunan.
Sementara banyak penelitian menemukan bahwa tingkat partikel halus secara konsisten dan sangat tinggi di udara akibat dari kebakaran hutan, tingkat polusi udara dari sumber lainnya juga sering mengalami peningkatan , atau menunjukkan penurunan yang jauh lebih rendah dari yang dari lingkungan standar kesehatan. Asap partikel memiliki hasil yang tinggi dalam pembakaran dan (numerik) rendah standar lingkungan telah diatur untuk melindungi masyarakat umum dari efek yang merugikan kesehatan partikel perkotaan. Sementara asap kebakaran dan partikel perkotaan memiliki ukuran yang sama, mungkin ada perbedaan yang signifikan dalam konstituen pada partikel dan interaksi mereka dengan spesies polutan lain yang hadir dalam asap, karena itu mereka mungkin mempengaruhi adanya perbedaan kesehatan pada masyarakat. Penelitian yang ditinjau di atas mengidentifikasi dampak morbiditas serupa untuk partikulat perkotaan dan asap kebakaran, dan ada bukti-bukti terbatas untuk efek kematian yang sama, tetapi sayangnya kandungan partikulat yang ada yang mempengaruhi kesehatan masyarakat lebih mengacu karena asap kebakaran hutan.
Respon Masyarakat untuk Polusi Udara dari Kebakaran Hutan
Masyarakat dapat bereaksi dengan cara yang berbeda untuk kebakaran asap untuk mengurangi tingkat eksposur mereka terhadap racun udara. Mungkin menyarankan mereka untuk memakai perlindungan pernafasan, untuk mengurangi tenaga fisik dan untuk tetap di dalam ruangan. Sebagai tanggapan untuk bahaya kebakaran, mereka mungkin disarankan (atau diperlukan) untuk mengevakuasi suatu daerah, meskipun lembaga kebakaran Australia umumnya
merekomendasikan penghuni rumah tetap di bawah 'tinggal atau pergi' , di mana mereka lebih baik meninggalkan awal atau tinggal jika dipersiapkan dengan baik untuk melindungi diri mereka dan rumah mereka. Dengan asumsi bahwa penghuni rumah tinggal di daerah asap pilihan mereka mengurangi kandungan beracun adalah :
· Pakailah respirator sebagai faktor perlindungan yang cocok untuk tingkat racun udara,
(Hisham-Hasyim et al 1998.). pemakaian respirator akan mengurangi tingkat racun yang masuk.
· Tinggal dalam ruangan dengan pintu luar dan jendela tertutup. Dasar rekomendasi ini adalah untuk meminimalisir asap dan partikel yang masuk ke dalam bangunan.
Selama kebakaran Asia Tenggara, sebuah polutan Standar Index (PSI) dari Amerika Serikat digunakan untuk mengkarakterisasi kabut asap
events, which takes into account the five criteria pollutants (PM peristiwa, yang memperhitungkan lima kriteria polutan (PM10, CO, NO2, SO2 and O3). Tingkat PSI diatas 100 menunjukkan bahwa konsentrasi ambien melebihi setidaknya satu dari standar kualitas udara dan memicu tindakan pencegahan oleh pemerintah, bisa termasuk nasihat peringatan kesehatan. Namun PSI banyak mengabaikan banyaknya racun udara.
Kesimpulan
Detail mendalam dari masing-masing studi yang disajikan di tempat lain (Reisen dan Brown 2006) tapi signifikan penelitian lebih lanjut disajikan di sini. Penelitian dalam kajian ini meliputi peristiwa kebakaran besar, sebagian besar luar negeri. Telah ditunjukkan bahwa asap dan partikel yang dihasilkan pada kebakaran hutan telah melebihi batas standar udara di lingkungan. Hal ini dapat memicu peningkatan gangguan kesehatan seperti asma atau penyakit paru, eksaserbasi asma, perubahan fungsi paru-paru, peningkatan gejala cardiopulmonary (batuk, penyakit saluran pernapasan atas, serta iritasi selaput lendir, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang terkena asap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar