LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK I
I.
JUDUL PERCOBAAN : BELERANG
II. TUJUAN
PERCOBAAN
- Tujuan Umum
Mahasiswa
memahami beberapa karakteristik senyawa belerang
- Tujuan Khusus
Setelah
melakukan kegiatan laboratories, mahasiswa (1) dapat membedakan struktur
belerang rombik dengan belerang monoklin dan (2) menentukan karakteristik
reaksi unsure belerang pada pembentukan senyawa thiosulfat dan polisulfida.
III. MANFAAT
1.Dapat
memahami karakteristik senyawa belerang.
2.Dapat
membedakan beberapa macam struktur belerang.
3.Dapat
menentukan karakteristik reaksi unsur belerang pada pembentukan senyawa
thiosulfat dan polisulfida.
IV. TINJAUAN
PUSTAKA
Belerang atau sulfur adalah
unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom
16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang,
dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam,
belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting
untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.
Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu,
korek api,
insektisida dan fungisida
Sejarah
Menurut
Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai batu belerang.
Sumber
Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood mengusulkan
bahwa terdapat simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus.
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan
dan hutan tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar,
stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain.
Pembuatan
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air
hingga endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika
Serikat. Menggunakan proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber
mata air untuk mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun
belerang harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara
kimiawi, yang akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru
memungkinkan untuk mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar
belerang diambil dari ladang gas Alberta.
Sifat-sifat
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang
tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon
disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur
belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau
campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun
berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum
dapat dipahami.
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania
melaporkan pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski
tidak mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan
optik yang tidak biasa.
Belerang dengan kemurnian 99.999+% sudah tersedia
secara komersial.
Belerang
amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara
mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf
memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal
belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang
saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal.
Isotop
Belerang memiliki sebelas isotop. Dari empat isotop yang ada
di alam, tidak satupun yang bersifat radioaktif. Belerang dengan bentuk yang
sangat halus, dikenal sebagai bunga belerang, dan diperoleh dengan cara
sublimasi.
Senyawa-senyawa
Senyawa organik yang mengandung belerang sangat penting.
Kalsium sulfur, ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam
sulfida adalah beberapa senyawa di antara banyak senyawa belerang yang
sangat penting
Kegunaan
Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam
proses vulkanisasi karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida. Belerang
digunakan besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat. Berton-ton belerang
digunakan untuk menghasilkan asa sulfat, bahankimia yang sangat penting.
Belerang juga digunakanuntuk pembuatan kertas sulfit dan
kertas lainnya, untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah
kering. Belerang merupakan insultor yang baik.
Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah
penyusun lemak, cairan tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit.
Belerang cepat menghilangkan bau. Belerang dioksida adalah
zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara.
Dampak pencemaran udara oleh belerang oksida (sox)
Gas belerang oksida atau
sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3 yang
keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak
mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3
mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau
H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi
(memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses
perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.
SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab
karat), beracun karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa
gasnya. Sox menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan
sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh
indera manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1
ppm. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian
gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian
membentuk gas SO3 melalui reaksi berikut :
2SO2 + O2
(udara) ->
2SO3
Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa
kegiatan industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika,
menyebabkan kadar gas SOx diudara meningkat. Reaksi antara gas SOx dengan uap
air yang terdapat di udara akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit.
Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya
hujan, terjadilah apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam .
Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan
tanah. Pada beberapa negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan
yang sangat serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat
jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah.
Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru
bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya.
Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan
dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2
dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak
dihasilkan SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk
sulfida. Pada proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam.
Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang dari kandungan logam karena
belerang merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah
dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :
2ZnS + 3O2 -> 2ZnO + 2SO2
2PbS + 3O2 -> 2PbO + 2SO2
Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai
sebagai bahan bakar, penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung drai
keadaan meteorologi dan geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi
kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan
berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam
inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena
banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu bara
maupun minyak bumi di negeri itu.
Sumber dan pola Paparan
Meskipun sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin
hadir pada beberapa tempat, sumber antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil
yang mengandung sulfur, mendominasi daerah perkotaan. Ini termasuk :
·
Sumber pokok (pembangkit tenaga listrik, pabrik
pembakaran, pertambangan dan pengolahan logam)
·
Sumber daerah (pemanasan domestik dan distrik)
·
Sumber bergerak (mesin diesel)
Pola paparan dan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah
dan musim yang signifikan, bergantung pada sumber dominan dan distribusi ruang,
cuaca dan pola penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, dimana berlangsung untuk
beberapa hari selama musim dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika
penyebaran terbatas, masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana batu bara
digunakan untuk tempat pemanasan. Sumber daerah biasanya mendominasi pada
beberapa peristiwa, hasil pada pola homogen konsentrasi dan paparan/pembukaan.
Sebaliknya,
jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil
pengasapan, penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan
bervariasi secara substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi
cuaca. Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada
keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal.
Dampak
Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida
(SOx) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara. Adanya uap
air dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi pembentukan asam sulfat
maupun asam sulfit. Reaksinya adalah sebagai berikut :
SO2 + H2O
->
H2SO3
SO3 + H2O
->
H2SO4
Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut
berkondensasi di udara dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga
pencemaran berupa hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat
merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan
mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur.
Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan
itu berkadar rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka
kerusakan tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat
merusakan tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat
dilihat dari timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan
lama, maka daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas
tanaman menurun.
Udara
yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem
pernapasaannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut
menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang lain
sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian
tubuh yang terkena.
Lapisan SO2 dan bahaya bagi kesehatan
SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
kesehatan yang akut dan kronis. dalam bentuk gas, SO2 dapat
mengiritasi sistem pernapasan; pada paparan yang tinggi (waktu singkat)
mempengaruhi fungsi paru-paru. SO2 merupakan produk sampingan H2SO4
yang mempengaruhi sistem pernapasan. Senyawanya, terdiri dari garam
ammonium polinuklir atau organosulfat, mempengaruhi kerja alveoli dan sebagai
bahan kimia yang larut, mereka melewati membran selaput lendir pada sistem
pernapasan pada makhluk hidup.Aerosol partikulat dibentuk oleh gas ke
pembentukan partikel ditemukan bergabung dengan pengaruh kesehatan yang banyak.
Secara global, senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup
besar masuk ke atmosfer melalui aktivitas manusia sekitar 100 juta metric ton
belerang setiap tahunnya, terutama sebagai SO2 dari pembakaran batu
bara dan gas buangan pembakaran bensin. Jumlah yang cukup besar dari senyawa
belerang juga dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S,
proses perombakan bahan organik, dan reduksi sulfat secara biologis. Jumlah
yang dihasilkan oleh proses biologis ini dapat mencapai lebih 1 juta metric ton
H2S per tahun.
Sebagian dari H2S yang mencapai atmosfer secara
cepat diubah menjadi SO2 melaui reaksi :
H2S
+ 3/2 O2 SO2 + H2O
reaksi
bermula dari pelepasan ion hidrogen
oleh radikal hidroksil ,
H2S
+ HO- HS- + H2O
yang
kemudian dilanjutkan dengan reaksi berikut ini menghasilkan SO2
HS-
+ O2 HO- + SO
SO
+ O2 SO2 + O
Hampir setengahnya dari belerang yang terkandung dalam batu
bara dalam bentuk pyrit, FeS2, dan setengahnya lagi dalam bentuk
sulfur organik. Sulfur dioksida yang dihasilkan oleh perubahan pyrit melalui
reaksi sebagai berikut :
4FeS2
+ 11O2 2 Fe2O3 + 8 SO2
Pada
dasarnya, semua sulfur yang memasuki atmosfer dirubah dalam bentuk SO2
dan hanya 1% atau 2% saja sebagai SO2
Walaupun SO2 yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia hanya merupakan bagian kecil dari SO2 yang ada diatmosfer,
tetapi pengaruhnya sangat serius karena SO2 langsung dapat meracuni
makhluk disekitarnya. SO2 yang ada diatmosfer menyebabkan iritasi
saluran pernapasandan kenaikan sekresi mucus. Orang yang mempunyai pernapasan
lemah sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi diatmosfer.
Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan kematian pada
manusia.
Pencemaran yang cukup tinggi oleh SO2 telah
menimbulkan malapetaka yang cukup serius. Seperti yang terjadi di lembah Nerse
Belgia pada 1930, tingkat kandungan SO2 diudara mencapai 38 ppm dan
menyebabkan toksisitas akut. Selama periode ini menyebabkan kematian 60 orang
dan sejumlah ternak sapi.
Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan
daerah diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis SO2
menyebabkan terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman iniakan diperparah dengan
kenaikan kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah menjadi asam
sulfat. Oleh karena itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh SO2 yang
cukup tinggi, tanaman akan rusak oleh aerosol asam sulfat. Kerusakan juga
dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur, batu pualam,
dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek dari kerusakan ini
akan tampak pada penampilannya, integritas struktur, dan umur dari gedung
tersebut.
IV.
ALAT DAN BAHAN
a.
Tabung uji (reaksi)
b.
Pemanas
c.
Corong penyaring
d.
Sentrifuga
e.
Kaca arloji
f.
Larutan CS2
g.
Larutan NaOH ( 5M )
h.
Kristal Na2S2O3
i.
Serbuk belerang
j.
Larutan HCl ( 5 M ) dan HCl encer
k.
Kertas saring
l.
Larutan AgNO3
m.
Toluena
V.
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
Masukkan ~ 1 gram serbuk belerang ke
dalam tabung reaksi, panaskan secara perlahan ( hati – hati ) hingga meleleh,
kemudian tuangkan cairan panas belerang ini kedalam gelas kimia yang berisi air
dingin (~10 ml). Amati hasil perubahannya.
2. Masukkan ~ 1 gram serbuk belerang ke dalam
tabung reaksi yang berisi ~3 mL toluene ( awas mudah terbakar dan bersifat
karsinogenik ), panaskan secara perlahan hingga larut ; larutan ini kemudian
diamkan sampai dingin kembali dan amati hasil ( pertumbuhan ) kristalnya.
3. Ke dalam ~4 mL air larutkan ~0,5 gram kristal
Na2S2O3, kemudian tambahkan ~0,3 gram serbuk belerang dan panaskan dengan hati
– hati secara perlahan campuran ini selama 2 – 3 menit. Saring atau pusingkan
dan ambil larutannya, kemudian kedalam filtrate ini tambahkan asam hidroklorida
encer ( kerjakan di dalam almari asap ). Amati secara hati – hati dan catata
setiap perubahan yang terjadi.
4. Panaskan hingga mendidih campuran ~2,5 mL
NaOH ( 5 M ) dan ~0,25 gram belerang selama 3 – 4 menit. Dinginkan, saring ke dalam tabung
reaksi, kemudian di dalam filtrate ini tambahkan asam hidroklorida ( 5 M )
bertetes – tetes dan tutup ujung tabung dengan kertas saring yang telah
dibasahi dengan larutan perak nitrat ( kerjakan ini dalam almari asap ). Amati,
kenali baunya, dan catat setiap perubahan yang terjadi.
VI.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Perlakuan
|
Amatan dan Simpulan / Persamaan
reaksi
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Serbuk
belerang dipanaskan kemudia dituangkan kedalam air dingin
Serbuk
belerang + toluene dipanaskan hingga larut dibiarkan dingin kembali
Serbuk
belerang + CS2 dipanaskan hingga larut dibiarkan dingin kembali
pada gelas arloji.
Air
+ Na2S2O3 + S dipanaskan, disaring Filtrat +
HCl
NaOH
+ S di didihkan, disaring Filtrat + HCl
|
Serbuk belerang
( S ) berwarna kuning dan berbentuk zat padat dipanaskan dengan bunsen maka
menghasilkan larutan yang tidak bercampur ( belerang tidak larut ) lalu
dituangkan ke air dingin menghasilkan plastic belerang berwarna kuning.
Serbuk belerang
( S ) berwarna kuning dalam bentuk padat
+ Toluena ( tidak berwarna ) dipanaskan akan menghasilkan membentuk
kristal – kristal belerang berwarna kuning dan lama - kelamaan akan berbentuk seperti jarum – jarum belerang.
TIDAK DILAKUKAN
Air ( H2O)
tak berwarna + Na2S2O3
dalam bentuk kristal ( serbuk padat ) berwarna putih + Belerang (S)
dalam bentuk serbuk padat dipanaskan akan menghasilkan larutan tak berwarna
lalu di saring masih larutannya tak berwarna kemudian di tetesi, tetes demi
tetes larutan HCl 5 M tak berwarna menghasilkan larutan putih susu.
Larutan NaOH (
tak berwarna ) ditambahkan dengan Belerang ( S ) dalam bentuk sebuk padat di
didihkan menghasilkan larutan berwarna orange pekat dan serbuk belerang lama – lama melarut,
kemudian di saring menghasilkan larutan orange pekat dan di tambah larutan
HCl ( tak berwarna ) dan ditutup pada mulut tabung dengan tissue yang telah
dibasahi terlebih dahulu dengan larutan AgNO3 ( tak berwarna )
menghasilkan larutan orange pekat dan pada bulatan tissue bekas mulut tabung
ada bulatan hitam dan bila dibuka larutan berbau menyengat seperti gas H2S.
|
VIII. REAKSI
-
Persamaan Reaksi :
(1) S8(s) + 8 O2(aq) --> 8 SO2(s)
SO2(s) + H2O(l)
--> H2SO3(s)
(2) 4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq)
4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq)
+ O2(g) --> 4 C6H5CH2S8(s) + 2
H2O(g)
(4) Na2S2O3(s)
+ 5H2O(l) --> Na2S2O3
. 5 H2O (aq)
Na2S2O3
. 5 H2O(aq) + S(s) + O2(g) --> Na2S2O3(aq) + SO2(g) +
5 H2O(l)
Na2S2O3(aq) + 2
HCl(aq) --> 2
NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
(5) S(s) + 2
NaOH(aq) -->
Na2S(s) + H2O(l)
2
S(s) + 4 NaOH(aq) --> Na2S(aq) +
Na2S2O3(aq) + H2O(aq)
Na2S(s) + 2
AgNO3(aq) --> H2S(g) + NaCl(aq)
H2S(g) +
2AgNO3(aq) -->
Ag2S(s)
+ 2H2O(g)
IX. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini
membahas unsure belerang dimana belerang yang dipakai dalam proktikum kali ini
yang berbentuk serbuk atau dalam wujud padat yang berwarna kuning. Ada empat perlakuan yang
dilakukan dan takaran atau berat belerang yang digunakan pun bervariasi dari
satu gram, 0,3 gram hingga 0,25 gram
serbuk belerang.
Pada perlakuan pertama mula –
mula kita mereaksikan serbuk belerang dengan berat 1 gram serbuk belerang yang
berwarna kuning ini tidak ditambah apapun hanya dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kosong lalu dibakar dengan Bunsen, dari pembakaran ini tentunya ada O2
yang berupa gas yang ikut bereaksi dengan belerang sehingga kondisi dalam
keadaan suhu panas maka belerang pun akhirnya meleleh dan menjadi larutan
belerang dengan berwarna kuning lalu belerang yang meleleh tadi langsung
dicampurkan dengan air ( tak berwarna ) ini, pada dasarnya air biasa dikenal
sebagai pelarut namun pada kondisi ini air tidak dapat melarutkan belerang yang
ada belerang berubah menjadi plastic blerang yang berwarna kuning.
Pada perlakuan kedua tahap
awal masih sama dengan yang pertama serbuk belarang berwarna kuning yang dibutuhkan seberat 1 gram, namun belerang ini
dicampurkan dengan larutan toluene yang tidak berwarna lalu dipanaskan dan
menghasilkan campuran larutan yang mendidih dan pada mulanya bercampur, karena
toluene ini merupakan larutan yang mudah terbakar maka pemanasan yang
dilakukanpun harus sangat hati – hati, setelah beberapa saat didiamkan larutan
tadi berubah menjadi kristal – kristal belerang berwarna kuning seperti jarum –
jarum yang kondisinya menggumpal.
Pada perlakuan ketiga, dalam
hal ini diperlukan kristal putih Natrium tiosulfat yang sebelum dicampur dengan
belerang dilarutkan dulu dengan air,= ( tak berwarna ) sehingga menjadi larutan
Natrium Thiosulfat yang tak berwarna, selanjutnya dimasukkan serbuk belerang
kuning yang beratnya 0,3 gram dan tidak bercampur, lalu dipanaskan
yangmenghasilkan kondisi terpisakh – pisah intinya masih tidak bercampur antara
larutan dengan serbuk belarang kemusian
disaring dan didapat larutan tak berwarna lalu di tambahkan larutan HCl yang
tidak berwarna tetes demi tetes sehingga menghasilkan larutan putih susu dan
ada sedikit sekali yang mengendap.
Pada perlakuan terakhir serbuk
belerang yang berwarna kuning dicampur dengan larutan NaOH yang tak berwarna
kondisi ini belerang juga tidak larut namun setelah dipanaskan beberapa menit
belerang yang berproses menjadi gumpalan / kristal – kristal warna orange
akhirnya pun larut dan menjadi larutan
orange pekat, kemudian disaring turunnya lrutan tersebut dari kertas saring
menuju tabung reaksi seperti tetesan – tetesan minyak dan menghasilkan hhasil
saringannya larutan yang berwarna orange pekat. Setelah itu ditambah larutan
HCl yang tidak berwarna dan pada mulut tabung ditutup dengan ketas atau tissue
yang telah terlebih dahulu dibasahi dengan larutan Perak Nitrat, beberapa saat
menghasilkan larutan warna orange tapi mula – mule terlihat dua fase ada
beberapa serbuk belerang yang menggumpal diatas tapi lama – lama menghilang dan
pada kertas yang ditutup pada mulut tabungnya terlihat bekas lingkaran mulut
tabung dan tadinya kertas berwarna putih berubah bekas yang ditutup tadi
berwarna hitam dan ada bau yang menyengat yang baunya seperti gas H2S.
X. KESIMPULAN
1.
Belerang
atau sulfur adalah unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom
16. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineral sulfide dan sulfate.
2. Belerang plastic yang diperoleh dari lelehan
belerang yang dituangkan ke dalam air berisi rantai – rantai spiral µ-S.
3.
Belerang membentuk senyawa dalam
berbagai tingkatan oksidasi
4. Belerang bereaksi dengan basa kuat membentuk
ion tiosulfat dan ion potisulfida.
5. Ion tiosulfat stabil dalam keadaan basa atau
netral, tetapi terurai dalam asam.
XI. DAFTAR PUSTAKA
D.,
Budevsky. 1979. Poundation of Chemical
Analysis. London
: Eliss Horwood
Ranawijaya.,
Jahja. 1985. Ilmu Kimia 2. Jakarta : Depdikbud
Vogel.
1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT. Kalman Media
Pusaka
izin sedot info mbak (y)
BalasHapusDi tujuan ada perbedaan sifat rombik dan monoklinik, di kesimpulan ga ada. seharusnya setiap tujuan dimasukkan dalam kesimpulan mba
BalasHapus